Kamis, 18 Februari 2016

Kim Jong Un Perintahkan Serangan Teror terhadap Korsel

  Kim Jong Un Perintahkan Serangan Teror terhadap Korsel

    kkhafa.blogspot.co.id, Seoul - Korea Utara (Korut) dicurigai tengah merencanakan serangkaian serangan teror terhadap rivalnya, Korea Selatan (Korsel). Target serangan teror Korut ini dilaporkan beragam, mulai dari aktivis hingga anggota pemerintahan Korsel.

   Seperti dilansir news.com.au, Jumat (19/2/2016), Badan Intelijen Nasional Korsel (NIS) menerima informasi yang mengindikasikan pemimpin Korut Kim Jong Un memerintahkan persiapan serangan teror terhadap Korsel.

   Para pejabat tinggi Korsel menanggapi serius ancaman teror Korut ini. Terutama setelah negeri komunis itu melakukan uji coba nuklir dan rudal baru-baru ini. Dalam pernyataan yang disiarkan televisi setempat, pejabat senior dari kantor kepresidenan Korsel Kim Sung-woo menyebut badan intelijen Korut telah mulai melaksanakan perintah Kim Jong Un tersebut.

   "Mengerahkan kemampuan teror anti-Korsel yang bisa memberikan ancaman langsung bagi keselamatan dan keamanan kita," sebut Kim Sung-woo.
   Ditambahkan Kim, kemungkinan serangan Korut semakin meningkat dari sebelumnya. Oleh karena itu, dia mendorong parlemen segera mengesahkan rancangan undang-undang antiteror.

   Secara terpisah, informasi serupa juga disampaikan anggota Partai Saenuri, partai yang kini berkuasa di Korsel, yang ikut dalam rapat tertutup dengan NIS di parlemen. Menurut salah satu pejabat Partai Saenuri yang enggan disebut namanya, rapat itu membahas persiapan serangan Korut.

   Dalam rapat, NIS yang mengutip kajian provokasi Korut dan beberapa kajian lainnya, menyebut serangan teror Korut bisa saja menargetkan aktivis anti-Korut, pembelot Korut dan juga pejabat pemerintahan Korsel. Pejabat itu juga menyebut rencana serangan bisa menargetkan berbagai lokasi, seperti pada kereta bawah tanah, pusat perbelanjaan dan area publik lainnya.

   Bahkan dicurigai oleh NIS, Korut bisa saja melakukan serangan racun terhadap para aktivis dan pembelot, atau membujuk mereka untuk pergi ke China, lalu mereka akan diculik di sana. Pejabat partai Saenuri ini menolak menyebut lebih lanjut dari mana informasi intelijen NIS itu diperoleh.

ISIS Eksekusi Remaja Irak yang Tak Salat Jumat

ISIS Eksekusi Remaja Irak yang Tak Salat Jumat

kkhafa.blogspot.co.id -- Kelompok militan ISIS dikabarkan mengeksekusi dua remaja yang tidak salat Jumat dan seorang lainnya karena mendengarkan musik pop pekan ini. Jika kabar ini benar, maka eksekusi ISIS kali ini menambah daftar panjang aksi kekerasan ISIS yang menganut paham Islam garis keras.

Dilaporkan The Independent pada Kamis (18/2), eksekusi ketiga remaja ini pertama kali dikabarkan oleh sejumlah media Kurdi. Eksekusi ini disebut terjadi di Mosul, kota di wilayah utara Irak yang terbesar dan dikuasai oleh ISIS.

Menurut ARA News, dua remaja ditangkap pada Jumat pekan lalu karena tidak menghadiri salat Jumat di masjid utama di Mosul.


Aktivis lokal, Abdulah al-Malla menyatakan keduanya kemudian dieksekusi dengan cara ditembak mati di luar masjid pada Minggu (14/2).

"Eksekusi itu terjadi setelah anggota Mahkamah Syariah membacakan pernyataan bersumpah siapa pun yang tidak mengikuti salat [berjamaah] di masjid [akan] menghadapi hukuman yang sama," kata Malla.

Selain itu, patroli ISIS juga berhasil menangkap seorang remaja berusia 15 tahun bernama Ayham Hussein saat dia tengah mendengarkan musik di toko ayahnya.

Juru bicara untuk media Kurdi lainnya, Nineveh yang dikutip oleh ARA News menyatakan sang remaja ditangkap ketika tengah mendengarkan "musik Barat."

"Dia kemudian dirujuk ke Mahkamah Syariah, yang mengeluarkan keputusan untuk mengeksekusinya," ujar juru bicara itu.

Sang remaja dilaporkan dieksekusi dengan cara dipenggal kepalanya di depan publik. Jasad sang remaja kemudian diserahkan kepada keluarganya pada Selasa (16/2) malam.

Laporan ini tidak dapat diverifikasi secara independen, namun media Kurdi menyebutkan bahwa insiden itu nampaknya memicu kemarahan publik yang jarang terjadi di wilayah yang dikendalikan ISIS.

Juru bicara itu menyebutkan bahwa ini merupakan kali pertama kasus seperti ini terjadi di Mosul. Sebelumnya, menurut sang juru bicara, "tidak ada keputusan resmi dari Mahkamah Syariah untuk melarang mendengarkan musik Barat."

Meski demikian, pada akhir Januari lalu, seorang remaja berusia 14 tahun juga dikabarkan menerima eksekusi dari ISIS atas tuduhan yang sama. Aktivis lainnya, Nasser Taljbini, menyatakan eksekusi itu dilakukan dengan kejam, karena orang tua sang remaja "dipaksa menyaksikan pemenggalan anak mereka sendiri."

Kabar eksekusi ISIS terhadap sejumlah remaja ini mencuat di tengah laporan soal kemunduran ISIS di sejumlah wilayah di Irak. (ama)