
kkhafa.blogspot.co.id -- Kelompok militan ISIS dikabarkan mengeksekusi dua remaja yang tidak salat Jumat dan seorang lainnya karena mendengarkan musik pop pekan ini. Jika kabar ini benar, maka eksekusi ISIS kali ini menambah daftar panjang aksi kekerasan ISIS yang menganut paham Islam garis keras.
Dilaporkan The Independent pada Kamis (18/2), eksekusi ketiga remaja ini pertama kali dikabarkan oleh sejumlah media Kurdi. Eksekusi ini disebut terjadi di Mosul, kota di wilayah utara Irak yang terbesar dan dikuasai oleh ISIS.
Menurut ARA News, dua remaja ditangkap pada Jumat pekan lalu karena tidak menghadiri salat Jumat di masjid utama di Mosul.
|
|
"Eksekusi itu terjadi setelah anggota Mahkamah Syariah membacakan pernyataan bersumpah siapa pun yang tidak mengikuti salat [berjamaah] di masjid [akan] menghadapi hukuman yang sama," kata Malla.
Selain itu, patroli ISIS juga berhasil menangkap seorang remaja berusia 15 tahun bernama Ayham Hussein saat dia tengah mendengarkan musik di toko ayahnya.
|
|
"Dia kemudian dirujuk ke Mahkamah Syariah, yang mengeluarkan keputusan untuk mengeksekusinya," ujar juru bicara itu.
Sang remaja dilaporkan dieksekusi dengan cara dipenggal kepalanya di depan publik. Jasad sang remaja kemudian diserahkan kepada keluarganya pada Selasa (16/2) malam.
|
|
Juru bicara itu menyebutkan bahwa ini merupakan kali pertama kasus seperti ini terjadi di Mosul. Sebelumnya, menurut sang juru bicara, "tidak ada keputusan resmi dari Mahkamah Syariah untuk melarang mendengarkan musik Barat."
Meski demikian, pada akhir Januari lalu, seorang remaja berusia 14 tahun juga dikabarkan menerima eksekusi dari ISIS atas tuduhan yang sama. Aktivis lainnya, Nasser Taljbini, menyatakan eksekusi itu dilakukan dengan kejam, karena orang tua sang remaja "dipaksa menyaksikan pemenggalan anak mereka sendiri."
Kabar eksekusi ISIS terhadap sejumlah remaja ini mencuat di tengah laporan soal kemunduran ISIS di sejumlah wilayah di Irak. (ama)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar